PADANG | Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas, Dr Laurensius Arliman Simbolon, SH, MH, MKN, menghimbau pentingnya menjaga kondusivitas wilayah serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang berpotensi menimbulkan kerusuhan dan memecah belah masyarakat.
Aksi demo dari 25 Agustus 2025 hingga 1 September 2025 kemarin, ada pihak yang menjadi penumpang gelap menggerakkan dan memprovokasi massa untuk melakukan tindakan anarkis, meski sebagian besar masyarakat yang turun ke jalan murni menyuarakan aspirasi,” kata Laurensius Arliman.
Menurut Laurensius Arliman, situasi aman, damai, dan harmonis merupakan modal utama dalam mendukung pembangunan nasional maupun di daerah. Sehingga, sangat penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar, terutama di media sosial.
Pada aksi demontrasi kemarin, kita bisa menyaksikan sendiri banyak sekali pergerakan di setiap daerah, yang mempertanyakan kebijakan-kebijakan dari legislatif maupun kebijakan pemerintahan. Tuturnya dia.
Laurensius Arliman menegaskan, pemerintah yang saat ini dipimpin Prabowo-Gibran, merupakan Presiden dan Wakil Presiden yang sudah dipilih oleh rakyat pada Pemilu 2024 kemarin. Sehingga, segala kebijakan yang pro kepada rakyat harus didukung sepenuhnya.
“Tentunya, demo kemarin menjadi momentum mengembalikan kepercayaan publik kepada pemerintah. Sebagai warga negara yang taat hukum, kita harus mendukung pemerintahan yang sudah terpilih pada pesta demokrasi. Pemerintah harus pada posisinya, membuat berbagai kebijakan yang menguntungkan masyarakat, bukan mencari keuntungan semata atau tidak sesuai dengan keinginan masyarakat” tutur dia.
Pada saat demo kemarin, dirinya melihat memang banyak masyarakat yang turun untuk menyampaikan aspirasinya, tapi kenyatannya masih saja disusupi penumpang gelap yang mengartikan demokrasi itu sebagai democrazy.
“Democrazy ini berarti demo yang membuat masyarakat gila. Padahal, pada intinya aksi masyarakat ini berjuang sesuai konstitusi untuk menyampaikan pendapatnya, berdemokrasi sesuai dengan aturan yang ada. Tapi, faktanya pada demo yang terjadi kemarin, ungkap dia, ada penumpang gelap, yang akhirnya membuat demokrasi menjadi democrazy. Inilah yang seharusnya dicari dan diusut tuntas agar tidak terus-terusan memprovokasi masyarakat,” ujarnya.
Laurensius Arliman mengingatkan masyarakat agar tidak boleh terprovokasi dengan apa saja yang disampaikan oleh penumpang gelap ini. Masyatakat harus terus menjunjung tinggi demokrasi ini, dari rakyat untuk rakyat, sehingga mendukung pemerintahan untuk lebih baik lagi ke depannya.
“Kepercayaan kepada legislatif saat ini sedang diuji oleh masyarakat. Ada rancangan UU perampasan aset yang tidak kunjung diselesaikan, kebijakan kunjungan luar negeri, maupun kebijakan-kebijakan yang membuat keuntungan kepada anggota DPR menjadi sorotan oleh masyarakat,” kata dia.
“Kepada yang saat ini berada di legislatif, juga berpikir bagaimana mengembalikan kepercayaan rakyat kepada mereka selaku wakil rakyat. Untuk itu, mari kita bersama-sama memikirkan kembali ataupun kita bersama-sama saling menjaga persatuan dan kesatuan,” tambah Laurensius Arliman.
Laurensius Arliman mengajak masyarakat untuk menahan diri dengan tidak terjerumus ke perbuatan anarkis dan kerusuhan. Pasalnya, yang menjadi korban dari aksi ini semua adalah rakyat sendiri. Seperti yang terjadi kemarin, rakyat berdemo, kemudian ada petugas Kepolisian yang mengamankan, terjadi bentrokan. Artinya, rakyat sama rakyat yang dibenturkan.
“Dalam demokrasi ini, kita harus bersama-sama mengingatkan si pembuat kebijakan, apakah itu eksekutif maupun legislatif, agar tidak membuat kebijakan yang konyol, atau kebijakan yang menyengsarakan masyarakat.
Mari kita bergandengan tangan bersama teman-teman dari Kepolisian, TNI, legislatif, eksekutif untuk bersama-sama mewujudkan pemerintahan lebih baik ke depan. Karena ketika pemerintahan itu pro kepada rakyat, dipastikan rakyat akan Sejahtera, Pungkasnya.
0 Komentar